MAKALAH PERSEPSI DAN APPERSEPSI Psikologi Umum
MAKALAH
PERSEPSI DAN APPERSEPSI
Makalah Ini Merupakan Salah Satu Tugas Mata
Kuliah
Psikologi Umum
Dosen Pengampu : Drs. Ucep, M.Ag
Disusun Oleh : Solahudin
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
juli 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan
salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Penyusunan
makalah ini dibuat dengan seksama guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Umum. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada Dosen pengampu (Drs.
Ucep, M.Ag) yang telah membimbing dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari penyusunan makalah ini jauh dari sempuna. Oleh sebab itu, penulis
memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis sendiri.
Wassalaamu’alaikum
warohmatullaahi wabarokaatuh.
Sukabumi,
13 Juli 2015
Penulis,
Solahudin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan
…………….................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
Persepsi dan Appersepsi……………………………………….………….. 3
B. Perkembangan Perseptual………………………………………………………….. 4
C. Sifat-Sifat Persepsi ………………………………………………………………… 4
D. Bentuk-Bentuk Persepsi …………………………………………………………… 5
E. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Persepsi …………………… ………………... 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................ 7
Saran……………………………………………………………..…………………. 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk
yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk
memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan disekelilingnya melalui
indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau
dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk
mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan
informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.
Keterbatasan kognitif
terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif. Masalah
yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh
manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat
menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik atau juga mental. Akibat dari
adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu untuk memproses
informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia yang
memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau
berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam arti sempit
melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah tepat.
Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir
data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga
kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita
sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka kita harus melibatkan
indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang
dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat
menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya
melalui pengalaman awal kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi
persepsi dan appersepsi?
2. Bagaimana tahap
terbentuknya persepsi?
3. Bagaimana
perkembangan perseptual?
4. Apa saja
sifat-sifat persepsi?
5. Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?
C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang persepsi dan apersepsi, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari
tentang persepsi dan
apersepsi lebih mendalam sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran disekolah nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PERSEPSI DAN
APERSEPSI
Secara etimologis presepsi
berasal dari bahasa latin preceptio, yang artinya menerima
atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan
stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata “presepsi” biasanya
dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri, presepsi sosial (Calhoun
&Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan presepsi interpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa
inggris istilah yang banyak digunakan ialah “social perception”. Pada
dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Definisi Persepsi menurut
beberapa pakar :
1. Leavit, 1978 mengatakan
presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau mengartikan sesuatu.
2. Devito (1997:75), presepsi
adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera.
3. Yusuf (1991: 108) menyebut
presepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”
4. Gulo (1982: 207) presepsi
ialah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera.
5. Rakhmat (1994: 51),
presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan.
6. Atkinson, presepsi adalah
proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dengan
lingkungan.
7. Verbeek (1978), presepsi
dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara
langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
8. Brouwer (1983: 21),
presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang intrapsikis,
dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
9. Pareek (1996: 13),
presepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan
panca indera atau data.
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi,
yang identic dengan penyandian balik dalam proses
komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot, menyebutkan “presepsi dapat didefinisikan
sebagai cara organisme memberi makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi
adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat
(1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, wisata atau hubungan
–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian
ini memberi pemahaman bahwa dalam persepsi terdapat pengalaman tertentu yang
telah diperoleh individu. Disini, peran peristiwa yang dialami serta
dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan yang datang dari
pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut
kemampuan daya pikirnya sendiri.
Pesan-pesan yang muncul
dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat maupun tersirat. Menurut Ruch
(1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi
(sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan bermakna pada suatu situasi
tertentu.[1]
Persepsi merupakan proses dimana individu
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi apa yang dibayangkan tentang
dunia disekelilingnya. Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna
yang dia berikan kepada “sesuatu” kepada seseorang/kepada peristiwa. Disini
penting untuk dicatat bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang
mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim membagi info dengan maksud
tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka penerima akan menerima info
yang dimaksudkan pengirim.[2]
Persepsi
adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi, dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita
mengubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna.[3]
Sedangkan
Apersepsi (Apperception) adalah suatu penafsiran buah
pikiran, yaitu menyatu padukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dan
pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sebagai salah satu fenomena psikis
yang dialami individu tatkala ada suatu kesan baru yang masuk dalam kesadaran
serta berasosiasi dengan kesan-kesan lama ang sudah dimiliki dibarengi dengan
pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama disebut sebagai
bahan apersepsi.
Apersepsi
sering disebut “batu loncatan”, maksudnya, sebelum pengajaran dimulai untuk
menyajikan bahan pengajaran baru, guru diharapkan dapat menghubungkan lebih
dahulu bahan pelajaran (pengajaran) sebelumnya/kemarin yang menurut guru telah
dikuasai peserta didik. Apersepsi ini dapat disajikan melalui pertanyaan untuk
mengetahui apakah peserta didik masih ingat/lupa, sudah dikuasai/belum,
hasilnya untuk menjadi titik tolak dalam memulai pengajaran yang baru. Dalam
hal ini guru dapat menempuh jalan pelajaran secara induktif.
1. Dari
contoh-contoh menuju kaidah-kaidah.
2. Dari
hal-hal yang mudah kepada yang sulit.
3. Dari
hal-hal yang khusus kepada yang umum.
4. Dari-hal
yang konkrit kepada hal-hal yang abstrak.
Apersepsi
adalah mengkaitkan konsep (pengetahuan) yang baru dengan yang telah
dikuasainya, yaitu asas korelasi (menghubungkan objek belajar yang satu dengan
yang lain agar mudah dikuasai siswa secara mendalam, asas korelasi dapat
bervariasi: korelasi tempat, korelasi waktu, dan korelasi ide). Asas integrasi
(setiap perolehan belajar terkait dalam pola berpikir serta bertindak yang
kompak dan utuh). Asas individualisasi (usahakan agar perkembangan siswa
optimal untuk dirinya selaras dengan potensionalitasnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala
sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta
landasan untuk menerima ide-ide baru. Banyak ahli yang berusaha
mendefinisikan arti apersepsi, namun untuk lebih mudah memahaminya, maka saya
mengartikan apersepsi sebagai suatu proses menghubungkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan yang baru.
B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL
Ketetapan perseptual adalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi
yang telah dimiliki terhadap
suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna (color), keterangan (brightness), ukuran (size), dan bentuk
(shape).
Strategi untuk
mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual, banyak anak yang kesulitan
belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem
perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer informasi yang
mencakup integrasi dan aktivitas :
1. Visual ke
Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan
garis-garis; kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis
pada drum.
2. Auditoris ke
Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah
satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
3. Auditois ke
Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan
menulis pasangan titik dan garis.
4. Auditoris – verbal ke
motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu
5. Taktil –Visualmotor,
meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
6. Auditoris ke Visual,
mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya
C. SIFAT-SIFAT PERSEPSI
Dua fungsi utama sistem
utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan
pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi
dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi
juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap
konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.
Sifat umum persepsi antara
lain, yaitu;
1. Dunia persepsi mempunyai
sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung
persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglihatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2. Dunia persepsi mempunyai
dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga terdapat
kestabilan yang luas.
3. Dunia persepsi berstruktur
menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri
sendiri menampakkan diri: Gestalt-gestalt. Persepsi
gestalt merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.
4. Dunia persepsi yang penuh
dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian
tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi,
benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta
kejadian-kejadian.
D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan
dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan
topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya
paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori
didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan
didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori
didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau
rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Wilson (2000) mengemukakan
ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya
sebagai berikut :
a. Faktor eksternal atau dari
luar :
1. Concreteness yaitu wujud
atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang
obyektif.
2. Novelty atau hal yang
baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibanding dengan hal-hal yang
baru.
3. Velocity atau percepatan
misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif
dibandingkan dengan gerakan yang lambat.
4. Conditioned stimuli,
stimuli yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.
b. Faktor internal atau dari
dalam :
1. Motivation, misalnya
merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.
2. Interest, hal-hal yang
menarik lebih diperhatikan dari pada yang tidak menarik
3. Need, kebutuhan akan hal
tertentu akan menjadi pusat perhatian
4. Assumptions, juga
mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan
lain-lain.
Menurut Rahmat (2005)
faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah:
1. Pengalaman. Seseorang yang telah
mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan
seseorang dalam memperbaiki persepsi.
2. Motivasi. Motivasi yang sering
mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia
yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.
3. Kepribadian. Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha
untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan
perasaan berasalnya dari orang lain.
Menurut Walgito (1995: 22)
terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi
persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat
indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan
diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk
obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan,
lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya
rangsangan tersebut.
Menurut Walgito (2004:
89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, adanya faktor-
faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya objek atau stimulus
yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera,
syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang
merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115) meliputi :
1. Intrinsik dan ekstrinsik
seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental
Krech dan Crutchfield
(1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor
struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
lalu, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering
disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau
bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli
tersebut.
Sedangkan faktor
struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang
ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf
individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun
stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan
interpretasi yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persepsi adalah proses
pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari
proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar
gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan
alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi auditori, persepsi perabaan,
persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat
menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi,
yaitu :
Adanya objek yang
dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam
yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai
reseptor. Adanya indera atau
reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus. Diperlukan adanya
perhatian sebagai langkah awal menuju persepsi.
Sebagian besar dari
prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori
Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan
bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan
keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat
menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.
Apersepsi (Apperception) adalah
suatu penafsiran buah pikiran, yaitu menyatupadukan dan mengasimilasi suatu
pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Pengalaman baru akan mudah
diterima jika dikaitkan dengan pengalaman lama yang telah dimiliki peserta
didik sehingga proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif. Pengalaman lama
yang sudah dimiliki dapat memberikan warna terhadap pengalaman baru sehingga
suatu kesatuan yang integral dalam memodifikasi prilaku baru.
Apersepsi
dapat menumbuh kembangkan (Interest) dan perhatian (attention)dalam
belajar sehingga keterbukaan untuk menerima pengalaman baru dalam belajar lebih
siap dan menyenangkan. Apersepsi dapat menumbuh kembangkan motivasi belajar
peserta didik sehingga memberikan input untuk terjadinya mental Revolution dan
motif untuk berprestasi
Bahan
apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
B. SARAN
Kajian-kajian tentang
persepsi dan
appersepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena keduanya sangat penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk
dapat memahami cara berpikir peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Rosleny Marliany, M.Si.
Paikologo Umum : Penerbit CV Pustaka Ceria : Bandung
Drs.Jalaluddin Rakhmat ,
M.SC .Psikologi Komunikasi :Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung
Prof.
Drs. H. A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta
Werner
J. Severin James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan,
Kencana : Jakarta
Prof Dr.
AloLiliweri, 2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Rienika
Cipta : Jakarta, 2004.
Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi
Pembelajaran, Refika Adi Tama : Bandung, 2010.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Rienika Cipta : Jakarta, 2002.
[3] Prof. Drs .H. A.W.Widjaja,
komunikasidanhubunganmasyarakat, hal :25
Jika ingin yang lebih rapi, silahkan download DISINI....!
Untuk para dermawan yang mau mensucikan uangnya, silahkan menjadi DONATUR tetap maupun tidak tetap bagi sekolah kami BRI 4399-01-014999535.
Berapapun nilainya kami ucapkan terima kasih.
Jika ingin yang lebih rapi, silahkan download DISINI....!
Untuk para dermawan yang mau mensucikan uangnya, silahkan menjadi DONATUR tetap maupun tidak tetap bagi sekolah kami BRI 4399-01-014999535.
Berapapun nilainya kami ucapkan terima kasih.